Selasa, April 28, 2015
Sabtu, April 25, 2015
Orang sedar
Hari ini aku lihat ramai orang sedar tidur lena. Lena dalam kamar selesa, bagai tiada apa-apa yang menimpa ummat ini. Orang yang sedar ini sedar dan tahu akan situasi ummat, tetapi kesedaran itu tidak cukup untuk membangkitkan mereka dari lena. Mereka seolah-olah diikat dengan rantai besi material sehingga tidak sanggup meninggalkan kesenangan jasadi lantas bangkit menyelamatkan ummat.
Hari demi hari berlalu, orang sedar ini masih lagi dalam fasa tidurnya. Badannya terbaring, tetapi matanya terbuka, itulah kondisi paling tepat untuk menganalogikan mereka. Kelibat orang-orang yang membakar rumah mereka jelas kelihatan, tetapi mereka tidak dapat berbuat apa-apa! Rantai besi itu cukup utuh dan kuat! Kehendak mereka tidak cukup kuat untuk melawan, dan mereka memilih untuk mengaku kalah dan tetap dalam perbaringan.
Hari demi hari berlalu, orang sedar ini masih lagi dalam perbaringan. Melihat sahaja dari jauh orang sedar lain memadamkan api rumahnya yang terbakar. Hanya melihat, sekadar itu. Jerit, sakit orang sedar lain yang memadam itu, tidak sedikit pun mengerakkan mereka. Mereka hanya melihat sahaja orang sedar lain mati dalam perjuangan. Mereka tetap berada dalam perbaringan.
Hari demi hari berlalu, orang sedar ini masih lagi dalam perbaringan dengan mata yang terbuka lebih luas kali ini. Melihat dengan mata terbeliak, bagaimana rumah mereka dirampas! Rakan-rakan sedar yang lain dibunuh, saat itu kehendak diri memuncak tinggi! Arghhhh!!! Satu demi satu rantai besi terputus! Tetapi belum sempat memijakkan kaki ke lantai!
Zupppp!!
Tubuh orang yang sedar itu terbelah dua dibunuh dengan tragis!
Kau sudah terlambat, wahai orang yang sedar!
Jumaat, April 24, 2015
HUKUM ZIKIR MENARI
Mukadimah
Isu ini hangat diperkatakan oleh semua pihak. Sebagaimana
yang dijelaskan dalam Facebook kami, kami mahu membincangkannya secara khusus
seperti yang telah dijanjikan. Bersama dengan isu ini, banyak tajuk berkaitan
yang lain dan kami tidaklah membincangkannya kecuali tajuk ini sahaja supaya ia
lebih terfokus dan sampai kepada sasaran. Justeru, Bayan Linnas pada kali ini
kami namakan dengan Penjelasan Berhubung Hukum Zikir Menari.
Maka, kami kemukakan di sini pelbagai pandangan dan hujahan
berdasarkan nas atau fatwa yang dikemukakan. Semoga pencerahan ini memberi
kefahaman yang baik kepada kita. Amin.
Khamis, April 16, 2015
Cerpen : Aku Nak Bercouple Boleh Tak?
“Allah... cantiknya perempuan tu. Macam bidadari dari kayangan seh! Ini yang aku suka kuliah ni!”
“Oh yeke. Baguslah tu, rezeki dia Allah bagi cantik.”
“Ala... kau tengoklah Aiman. Mesti kau pun ternganga punya.”
Aiman menggelengkan kepala melihat kembarnya.
“Ah kau ni. Aku kuat iman kot. Hehe. Hmm... yang mana?”
“Puih. Haha. Tu ha yang pakai tudung labuh dan muka putih comel tu. Kalau jadi makmun aku,alangkah bahagianya dunia baitul Muslim aku... Kau tak terasa macam tu ke Aiman? Ke kau takde nafsu? Hehe.” Danial tersengih.
Aiman terkesima seketika apabila melihat pelajar muslimah itu. Dia menarik nafas panjang.
Terus Aiman memandang ke muka Danial yang sedang tersengih.
“ Ish kau ni dani, pantang nampak dahi licin, naik tocang... Solat jemaah kat masjid pun kadang-
kadang miss. Dah la, jom balik bilik.”
Aiman terus mengangkat beg dan keluar dari dewan kuliah.
Heh. "Kau kalau tak bagi ayat berasid spesis lebur makan dalam, tak boleh ke?"
“Haha.”
Aiman gelak sendirian.
-----------
Isnin, April 13, 2015
7 Indikator Kebahagiaan Dunia
Diadaptasi dari sebuah artikel tarbiah.
Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat taat dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW. Selain itu pada usia 9 tahun, Ibnu Abbas telah menghafal Al-Quran dan menjadi imam di masjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi’in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia.
Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :
Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.
Memiliki hati yang syukur bererti selalu bersifat qanaah- redha dengan apa yang dimilikinya. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia pasti terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah.
Bila sedang dalam kesusahan, ia ingat sabda Rasulullah SAW yaitu :
“Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita”. Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi.
Maka berbahagialah orang yang bersyukur!
Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang soleh.
Pasangan hidup yang soleh akan mencipta suasana rumah dan keluarga yang soleh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak isteri dan anaknya kepada kesolehan. Berbahagialah menjadi seorang isteri bila memiliki suami yang soleh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak isteri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang isteri yang sholeh.
Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.
Dari hadis tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita. Namun kita boleh mendoakan mereka kerana doa anak yang soleh kepada orang tuanya akan dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang soleh.
Keempat, albiah sholihah, lingkungan yang kondusif untuk iman kita.
Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita haruslah rapat dengan orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah hadisnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang soleh. Orang-orang yang soleh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah.
Orang-orang soleh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya.
Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.
Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.
Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah pada banyaknya harta tetapi halalnya harta tersebut. Ini tidak bererti Islam tidak menyuruh umatnya untuk menjadi kaya.
Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sedakah, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. “Kamu berdoa sudah bagus”, kata Nabi SAW, “Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dapat dikabulkan?”. Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.
Keenam, Tafakuh fi dien, memahami agama.
Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai Allah dan risalahNya.
Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.
Semangat memahami agama akan meng “hidup” kan hatinya, hati yang “hidup” adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.
Ketujuh, yaitu umur yang barakah.
Umur yang barakah itu bermakna umur yang semakin tua semakin soleh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu fikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan. Hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.
Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.
Bagaimana caranya agar kita dikurniaka Allah ketujuh-tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ? Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT sekhusyu’ mungkin iaitu dnegan doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama doa tersebut “Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanah wa fil akhirati hasanah waqina azabannar” ( “Ya Allah kurniakanlah aku kebahagiaan dunia dan kebahagian di akhirat serta jauhkan kami dari seksa api neraka. “),
Walaupun sulit untuk mendapat kesemua 7 indikator kebahagian tersebut, namun bersyukurlah jika kita mendapat salah satu darinya.
Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat taat dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW. Selain itu pada usia 9 tahun, Ibnu Abbas telah menghafal Al-Quran dan menjadi imam di masjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi’in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia.
Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :
Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.
Memiliki hati yang syukur bererti selalu bersifat qanaah- redha dengan apa yang dimilikinya. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia pasti terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah.
Bila sedang dalam kesusahan, ia ingat sabda Rasulullah SAW yaitu :
“Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita”. Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi.
Maka berbahagialah orang yang bersyukur!
Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang soleh.
Pasangan hidup yang soleh akan mencipta suasana rumah dan keluarga yang soleh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak isteri dan anaknya kepada kesolehan. Berbahagialah menjadi seorang isteri bila memiliki suami yang soleh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak isteri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang isteri yang sholeh.
Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.
Sewaktu Rasulullah SAW bertaawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda yang melecet belakangnya. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : “Kenapa belakangmu itu ?” Jawab anak muda itu : “Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah uzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika solat, atau ketika istirahat, selain dari waktu itu saya akan mendukungnya. “. Lalu anak muda itu bertanya: ” Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?”
Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: “Sungguh Allah redha kepadamu,, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orang tuamu tidak akan terbalaskan olehmu”.
Dari hadis tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita. Namun kita boleh mendoakan mereka kerana doa anak yang soleh kepada orang tuanya akan dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang soleh.
Keempat, albiah sholihah, lingkungan yang kondusif untuk iman kita.
Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita haruslah rapat dengan orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah hadisnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang soleh. Orang-orang yang soleh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah.
Orang-orang soleh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya.
Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.
Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.
Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah pada banyaknya harta tetapi halalnya harta tersebut. Ini tidak bererti Islam tidak menyuruh umatnya untuk menjadi kaya.
Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sedakah, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. “Kamu berdoa sudah bagus”, kata Nabi SAW, “Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dapat dikabulkan?”. Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.
Keenam, Tafakuh fi dien, memahami agama.
Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai Allah dan risalahNya.
Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.
Semangat memahami agama akan meng “hidup” kan hatinya, hati yang “hidup” adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.
Ketujuh, yaitu umur yang barakah.
Umur yang barakah itu bermakna umur yang semakin tua semakin soleh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu fikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan. Hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.
Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.
Bagaimana caranya agar kita dikurniaka Allah ketujuh-tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ? Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT sekhusyu’ mungkin iaitu dnegan doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama doa tersebut “Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanah wa fil akhirati hasanah waqina azabannar” ( “Ya Allah kurniakanlah aku kebahagiaan dunia dan kebahagian di akhirat serta jauhkan kami dari seksa api neraka. “),
Walaupun sulit untuk mendapat kesemua 7 indikator kebahagian tersebut, namun bersyukurlah jika kita mendapat salah satu darinya.
Rabu, April 01, 2015
5 cara nak kuat untuk berubah?
Sejujurnya,
nak berubah ni, semua orang mampu. Semua mampu berubah. Serius. Yang jadi
masalah ialah, kita ni NAK berubah, atau kita ni NAK TAK NAK. Kalau kita NAK,
Allah akan bukak jalan seluas-luasnya, Allah akan beri kemudahan dan kekuatan
yang luar biasa pada kita. Tapi, kalau NAK TAK NAK, kita akan jadi kreatif
untuk mencipta atau mencari pelbagai alasan untuk berubah.
“Susahla
nak berubah…..”
“Saya
dah cuba, TAPI……”
“Kau
bolehla berubah. Aku, ada masalah family, family aku tak kuat agama macam kau….”
“Kau
okayla boleh jadi baik. Kau sekolah agama. Aku? Sekolah aku teruk gila…..”
Macam-macam
alasan yang kita boleh bagi sebenarnya. Saya tak kata alasan sesetengah dari
kita bagi ni SALAH. Mungkin dari satu sudut, benda tu betul. Tapi, sampai bila
kita nak beralasan? Sampai bila kita nak terus-menerus bagi pelbagai alasan?
Sampai bila kita nak merungut?
Tu
persoalannya.
Namun,
takde siapa nafikan, berubah ni memang susah. Sangat susah. Sebab tulah syurga
Allah tu untuk orang yang berubah. Syurga hanya untuk orang yang bersusah-payah
kat dunia. Mustahil, orang masuk syurga dalam keadaan kat dunia dulu dia enjoy,
tak bersusah-payah untuk agama, dan lain-lain. Mustahil. Saya rasa semua
maklum.
Sebab
tulah, dalam nak buat apa-apa perkara, kita kena ada KEKUATAN. Termasuklah
dalam nak berubah. Nak berubah ni, kita kena ada ‘something’ yang menjadi
KEKUATAN DALAMAN untuk kita tetap teguh, istiqomah dan berterusan melakukan
perubahan.
Tanpa kekuatan ni, kita takkan mampu untuk kekal lama dalam perubahan.
Tanpa kekuatan ni, kita takkan mampu untuk kekal lama dalam perubahan.
So,
insyallah, saya akan bagi cara-cara untuk nak berubah, dan dapatkan kekuatan
untuk berubah. Supaya, kita ni, tak lagi jadi orang yang asyik beri alasan.
Moga
kita dapat amal!
****
1) MELAZIMI
TAUBAT.
Bila nak
berubah, kita kena lah mengaku salah, mintak maaf dengan kesalahan, dan USAHA
untuk tak buat lagi. Mana ada orang yang buat salah, dia nak dapat redha kepada
orang yang dia buat salah tanpa mintak maaf. Kita ni dah lama sangat
kurang-ajar dengan Allah, buat Allah marah, gunakan segala nikmat yang Allah
bagi untuk maksiat.
Sebab tu
kena TAUBAT!
Tapi,
masalah yang biasa terjadi(juga terjadi berkali-kali pada diri saya), kita dah
taubat, tapi sampai satu tempoh, kita ULANG balik dosa yang kita dah taubat.
So, nak buat macamana? Sebab tu saya cakap, kita bukan sekadar kena taubat,
tapi, MELAZIMI taubat.
Saya ulang:
“Kita bukan
sekadar kena taubat, tapi, MELAZIMI taubat…”
Bila
buat salah, taubat. Kalau kita buat salah balik, taubat balik. Kalau buat lagi
salah, taubat lagi. Sampai bila? Sampai mati! Jangan tangguh taubat. Kalau
boleh, bila buat salah, terus taubat, mintak ampun sungguh-sungguh kat Allah.
Kalau
kuali yang kita guna untuk masak, awal-awal kita masak, akan ada hitam kat
bawah kuali tu. Kalau kita terus basuh, insyallah hilang. Tapi, kalau kita
lambat basuh, lama-lama, hitam tu akan MELEKAT kat kuali tu, dan sangat susah
untuk hilangkan!
Sekarang
ni, kita rasa SUSAH untuk berubah dan tinggalkan maksiat, adalah kerana kita
tak MELAZIMI TAUBAT. Kita tak habis-habis tangguh taubat. Sampai maksiat tu
MELEKAT, dan sangat susah nak hilang.
“Jika
kamu bertaubat sehingga taubat itu gugur dan kamu kembali melakukan dosa, maka,
bersegeralah bertaubat kembali! Katakanlah pada dirimu:”Moga-moga aku mati
sebelum sempat mengulangi dosa kali ini….”
(Imam
Ghazali)
”Orang
yang terbaik ialah orang yang banyak di uji dengan dosa dan banyak bertaubat!”
(Ali b
Abi Talib)
“Kamu
perlu bertaubat dari dua dosa. Satu, dosa kamu yang lalu. Kedua, kamu perlu
taubat kerana kamu menangguhkan taubat kamu…”
(Ibn
Qayyim)
Amacam? Bolehkan?
2) JAGA
SOLAT 5 WAKTU
Dosa
tinggalkan solat lagi besar dari dosa berzina, membunuh, minum arak dan
sebagainya. Jangan ingat isu solat ni main-main. Pergi wayang jauh-jauh dengan
member, keluar malam dengan bf/gf, pergi kelas, kerja semua boleh. Solat,
sekejap je pun.
Serius, kalau orang tanya saya:
“Saya
nak berubah jadi baik. Saya dah taubat. So sekarang, saya nak mula dari mana?”
Saya akan jawab:
“Kamu
mulakan dengan menjaga solat 5 waktu!!”
Baca dan dengarlah kisah-kisah orang yang berubah. Allayarhamah Sharifah Aini, Neolofa dan lain-lain, bila mereka cerita, macamana mereka dapat kekuatan untuk berubah, mereka jawab:
“Jaga solat!!”
Serius.
Solat ni tiang agama. Bila solat kita ‘runtuhkan’, mustahil kita dapat berubah.
Mustahil. Yelah, tiang takde, macamana nak kukuh bangunan?? Solat tak buat,
macamana kita nak buat amal yang lain? Hatta, kalau tak solat, Allah tak terima
amal kita yang lain.
3)
TINGGALKAN KAWAN JAHAT, DAN KAWAN DENGAN ORANG BAIK.
Orang
yang nak berubah dan bertaubat, dia kena jauhkan diri dari kawan-kawan yang
jahat, yang boleh menggoda/mengajaknya untuk melakukan maksiat, serta menarik
kakinya kea rah maksiat sehingga dia terjatuh dan terjerumus ke dalam lembah
dosa dan maksiat.
Benda ni
bukan benda main-main. Benda ni benda serius!!
Kita
kena ganti dan tukar kawan yang jahat dengan kawan yang baik. Kita kena
berkawan, bergaul dan rapat dengan orang yang baik-baik! Kita tengok muka kawan
kita, kita teringat Allah. Kata-kata mereka sentiasa memandu kita kea rah kebaikan.
Kata seorang penyair:
“Elakkan
dari bersahabatkan si hina. Kelak, ia pasti berjangkit umpama kudis yang
menjangkiti orang sihat..”
Sahabat
ni terbahagi kepada dua.
a)Ada
yang mengheret kita ke syurga.
b)Ada
juga yang mengheret kita ke neraka!
Allah
sendiri dah bagi amaran supaya jangan kawan dengan orang-orang yang jahat!
Sometimes, kita sendiri tak sedar yang kita ni MANGSA, dan kat akhirat baru
kita sedar. Allah berfirman:
“Dan
ingatlah, hari di mana orang zalim menggigit kedua tangannya seraya berkata; “
Alangkah baiknta sekiranya duu aku mengambil jalan bersama-sama rasul.
Kecelakaan yang besarlah ke atasku, sekiranya aku dahulu TIDAK MENJADIKAN si fulan itu sebagai TEMAN AKRABKU. Sesungguhnya, dia telah menyesatkanku dari Alquran!!”
Kecelakaan yang besarlah ke atasku, sekiranya aku dahulu TIDAK MENJADIKAN si fulan itu sebagai TEMAN AKRABKU. Sesungguhnya, dia telah menyesatkanku dari Alquran!!”
(Alfurqan
ayat 27-29)
Sebab
tulah, ulama’-ulama’ amat menekankan kita untuk TUKAR KAWAN. Mereka berkata:
“Taubat
itu adalah penyesalan. Penyesalan itu ialah penyesalan dengan hati, keazaman
untuk meninggalkan perkara maksiat, beristighfar dengan lidah, meninggalkan
dengan jasad dan MENJAUHKAN DIRI dari TEMAN YANG JAHAT…”
Inilah
FORMULA untuk nak jadi baik. Bak kata Imam Alqushairi:
“Orang
yang mahu bertaubat, mesti MULAKAN dengan menjauhkan diri dari kawan-kawan yang
jahat, kerana merekalah yang akan mendorong kita agar membatalkan niar dan keinginan
untuk bertaubat, serta meragu-ragukan kita tentang azam kita untuk berubah…”
So, saya
saran, ikutlah USRAH. Kat sekolah, kat universiti. Nak ikut ISMA ke, IKRAM ke,
HALUAN ke, TABLIGH ke, PAS ke, Hizbut Tahrir ke, PEMBINA ke,
apa-apalah NGO/JEMAAH dakwah dan tarbiah. Baru kau akan jadi kuat!
Bila kau
nak jadi baik, kau kena duduk bersama-sama orang yang sama-sama dengan kau nak
jadi baik!
Lagi satu, jangan duduk sorang-sorang. Bahaya beb.
Banyakkan bersama orang, pergi tolong mak ayah ke, duduk dengan adik
beradik ke, atau pergi program tarbiah ke, duduk surau ke, riadhah ke.
Jangan duduk sorang-sorang. Perangkap setan tuuu.
4) DENDA
DAN HUKUM DIRI SENDIRI.
Bila
kita buat satu kejahatan, kita kena BALAS dengan denda diri kita untuk buat
kebaikan. Hatta, itulah yang nabi suruh! Nabi suruh kita susuli kejahatan
dengan kebaikan. Kerana, kebaikan yang kita buat tu akan menghapuskan dosa
kita.
Contoh,
kalau kita ada mengumpat kawan kita. So, kita menyesal. Maka, kita kena balas dengan
kebaikan, iaitu, kita CERITAKAN kebaikan kawan kita tu kepada ramai orang.
Kalau kita ada ejek kawan kita, maka kita
balas dengan memuji dan menghormatinya.
Kalau
kita asyik baca novel-novel cinta atau cerita lucah, maka, balaslah dengan baca
Alquran, baca hadis, baca sirah nabi dan lain-lain.
Kalau
kita derhaka dan kurang ajar dengan mak ayah, maka, balaslah dengan buat baik
pada mak ayah kita dengan bersungguh-sungguh.
Ini
namanya “memanipulasikan syaitan”. Boleh baca tulisan saya berkenaan betapa
5) BACA
QURAN, DOA DAN ZIKIR.
Biasanya,
kita akan rasa nak buat maksiat ni bila hati kita KOSONG, tengah boring, rasa
tak tenang dan sebagainya. Di sebabkan tu, ada orang yang entah apa pasal, dia
pergi buat maksiat untuk menenangkan hati dia. Apa daaa…
Ada ke
patut, time stress, pergi tenangkan diri dengan lagu Justin bieber, one
direction, kpop dan lain-lain? Bila bosan, pergi tengok movie…Jangan syeikh,
jangan!
“Maksiat
takkan membuatkan kau hilang dahaga. Maksiat akan membuatkan kau bertambah
HAUS! Kepuasan, hanya apabila kau dapat puaskan Allah dengan amal!”
Sebab
tu, ada hadis bagitahu, SEKURANG-KURANGNYA, kit abaca sehari 10 ayat quran.
Kalau tak, kita akan di kategorikan sebagai orang yang LALAI! Isilah hati tu. Isilah
dengan quran dan zikir.
Kalau
kau tak hafal zikir-zikir yang complicated, simple-simple je.
Setiap hari:
Setiap hari:
Istighfar
100 kali.
Subhanallah
Alhamdulillah Lailahaillah Allahu akbar 100 kali.
Allahumma
solli ala Muhammad 100 kali.
Tak
sampai 10 minit pun beb. Buat beb. Kau akan rasa puas beb. Serius. Takde
maknanya nak tipu. So, bila hati kita dah DI ISI, bila hati kita TAK KOSONG,
barulah kita ada kekuatan untuk tepis godaan!
Sungguh!
And, doalah hari-hari, sungguh-sungguh. Berapa kali
kau doa untuk Allah bagi kau hidayah? Berapa banyak kali kau doa untuk
Allah bagi kau kekuatan untuk berubah? Berapa kali kau doa supaya Allah
beri kau kemanisan iman, kemanisan dan keghairahan dalam beribadah, doa
agar di beri kekuatan dan perasaan benci dan geli serta tak selera
dengan maksiat? Berapa kali?
Tulah, tak habis-habis time doa, asyik doa pasal jodoh bagai. Mana hati tak rosak? Sikit-sikit doa:
"Ya Allah, bagilah Farah suka aku..Satukanlah hati aku dengan dia..Andai jodoh bla bla bla..."
Apa daaa....Jangan macam tu beb. Time doa, ingatlah Allah. Bukan ingat crush kau.
***
So,
inilah 5 tips macamana nak KUAT dan istiqomah dalam perubahan. Cubalah. Macam
saya hurai kat atas tadi, sampai bila nak bagi alasan beb? Hendak 1000 daya,
tak nak 1000 dalih. Nak skor exam, tapi tak belajar, ‘harapan’ la nak berjaya…
“Sesungguhnya,
Allah takkan UBAH sesuatu kaum, andai dia tak UBAH apa yang ada padi DIRI
MEREKA sendiri!”
(Arra’du
ayat 13)
Sampai bila nak beralasan dan merungut beb?
Wallahua’lam.
-Adnin Roslan-
Langgan:
Catatan (Atom)