Hal ini telah disebut dalam beberapa buah hadis antaranya:-
أُمِرَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ وَلَا يَكُفَّ ثَوْبَهُ وَلَا شَعَرَهُ
Ertinya: Nabi sallallahu’alaihi wasallam diperintahkan untuk sujud di atas tujuh anggota dan tidak melipat bajunya, begitu juga (mengikat) rambutnya. ( Riwayat Al-Bukhari)
At-Tayyibi dan Al-Munawi menghuraikan erti (يَكُفَّ) dengan menggabungkan, melipat pakaian ketika rukuk dan sujud. Mereka juga berkata larangan itu membawa erti makruh dan tidak sampai kepada haram. Imam An-Nawawi menjelaskan
اتَّفَقَ الْعُلَمَاءُ عَلَى النَّهْيِ عَنْ الصَّلَاةِ وَثَوْبُهُ مُشَمَّرٌ أَوْ كُمُّهُ أَوْ نَحْوُهُ أَوْ رَأْسُهُ مَعْقُوصٌ أَوْ مَرْدُودٌ شَعْرُهُ تَحْتَ عِمَامَتِهِ أَوْ نَحْوُ ذَلِكَ ، فَكُلُّ هَذَا مَنْهِيٌّ عَنْهُ بِاتِّفَاقِ الْعُلَمَاءِ وَهُوَ كَرَاهَةُ تَنْزِيهٍ
Ertinya: Ulama bersepakat berkenaan larangan sewaktu solat dengan lengan pakaiannya bergulung dan berlipat atau yang sepertinya, juga rambut kepalanya terikat atau diruapkan rambutnya yang dibawah serbannya atau sepertinya, semua ini dilarang dengan sepakat para ulama dan itu adalah makruh yang tanzih (tidaklah begitu berat).